Senin, 21 Oktober 2013

MANFAAT TANAMAN WARUNG HIDUP



Pemanfaatan pekarangan dengan tanaman produktif seperti tanaman hortikultura (tanaman buah-buahan, sayur-sayuran dan tanaman hias), rempah-rempah, obat-obatan, bumbu-bumbuan dan lainnya akan memberikan keuntungan yang berlipat ganda. Pada tahun 1980an terutama di DKI Jakarta, pemanfaatan pekarangan dengan tanaman produktif dalam bentuk apotik hidup dan warung hidup sudah merupakan program pemerintah, sampai pada saat impor hasil hortikultura, obat-obatan, membanjiri negara kita. Pada saat buah-buahan atau sayuran segar di impor dari luar negeri, telah menyebabkan orang sudah kurang memperhatikan pemanfaatan pekarangan dengan tanaman produktif. Hal ini tidak mengherankan karena siapa saja dapat membelinya dengan mudah dan murah di mana saja, dengan kualitas yang lebih bagus, termasuk dipasar tradisional.
Prinsip utama apotik hidup dan warung hidup adalah pemanfaatan pekarangan dengan tanaman produktif. Tanaman produktif itu adalah tanaman yang menghasilkan baik buah, bunga, biji dan daun yang berguna untuk dimakan, maupun untuk obat yang dapat memenuhi kebutuhan jasmaniah. Apotik hidup, sebenarnya bermakna tanaman obat-obatan yang ditanam di pekarangan. Sedangkan warung hidup berasal dari kata warung, yaitu hasil pekarangan apa saja yang dapat dijual di warung, artinya dapat menjadi uang. Dalam hal ini apotik hidup dan warung hidup juga mempunyai fungsi sosial, yaitu jika tetangga memerlukan obat, dapat kita berikan, atau jika hasil buah banyak, selain dikonsumsi anggota keluarga, sebagian diberikan ke tetangga atau ke kerabat lainnya. Jenis tanaman untuk apotik hidup dan warung hidup sangat banyak dan perlu dikembangkan.
Apotik hidup dan warung hidup ditanam dipekarangan, jika pekarangannya memadai, jika pekarangannya kecil dapat ditanam di dalam pot. Teknologinya dapat secara tradisional, hidroponik atau aeroponik, maupun melalui media lainnya. Sedangkan budidaya secara hidroponik, kita dapat menanamnya dalam pot, plastik, bambu, maupun menggunakan bekas-bekas apa saja yang dapat menampung air, atau krikil dan bahan nutrisi yang kita berikan. Bila pemanfaatan pekarangan semakin berkembang, dengan kreatifitas ibu dan anggota keluarga lainnya pada suatu saat dapat menjadi industri pekarangan, sehingga dapat menjadi usaha tersendiri. Sudah banyak contohnya ibu-ibu yang berhasil dimulai dari pemanfaatan pekarangan.

TAMAN PEKARANGAN YANG KONSEPTUAL

Kekhasan pekarangan yang ada di Indonesia dan keanekaragaman flora dan fauna yang dapat mengisi pekarangan merupakan suatu kekayaan yang tiada nilainya bagi bangsa kita. Disamping itu, biasanya keluarga itu memelihara ternak, dimana kotoran ternak itu dapat pula menjadi pupuk untuk tanaman yang ada. Artinya pekarangan adalah sebidang tanah disekitar rumah yang terbatas sering dipagar ada juga yang tidak dipagar, biasanya ditanami dengan beranekaragam jenis ada yang berumur panjang, berumur pendek, menjalar, memanjat, semak, pohon rendah dan tinggi serta terdapat ternak. Dalam hal ini pekarangan merupakan sebuah ekosistem buatan.
Pekarangan perlu dimanfaatkan secara konseptual dan dipelihara secara benar dan terus menerus. Secara konseptual artinya dilakukan dengan pendekatan ekosistem dan memperhatikan semua kepentingan yang ada di rumah, seperti kepentingan ibu, bapak, anak2, cucu, bahkan pembantu. Di pekarangan kita dapat menanam, dan memelihara ternak. Kotoran ternak idapat dimanfaatkan untuk dijadikan pupuk, sedangkan sampah seperti daun-daunan maupun sisa dari tanaman kita dijadikan kompos. Selain memberikan hasil bersifat kebendaan untuk memenuhi kebutuhan jasmaniah, pekarangan juga memberikan hasil yang bersifat abstrak yaitu dapat memberikan ketenangan, keindahan, dan kedamaian yang dapat memenuhi kebutuhan kesehatan rohaniah.
Pekarangan dapat merupakan tempat selingan pekerjaan, menyalurkan hobi, dapat menjadi pengikat yang baik bagi anggota keluarga, sehingga kebiasaan ibu-ibu bertandang ketetangga, atau menonton ”gosip” di TV, maupun pergi ke mall dapat dikurangi. Demikian pula pengorbanan atau biaya untuk menanami pekarangan jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan hasil yang diberikannya, bahkan hasilnyapun berkualitas tinggi.
 Pengertian taman dapat didasarkan kepada:
1. Adanya hubungan erat antara manusia dan aktifitasnya, kesenangannya, yang dapat memenuhi kebutuhan jasmaniahnya.
2. Adanya hubungan erat dengan keindahan yang memberikan kesenangan pancaindera dan perasaannya, yang dapat memenuhi kebutuhn rochaniah.
Taman secara umum dapat dikatakan suatu daerah luas atau sempit dimana terdapat keselarasan dan kesatuan dari unsur-unsur tanaman hias dan benda-benda lainnya yang terdapat di dalamya sehingga memberikan suatu pemandangan. Daerah itu dapat berarti pegunungan, taman rekreasi, kota, kampung, pekarangan dan lainnya. Tentang luas atau sempitnya daerah itu tidak menjadi persoalan.
Membuat taman pekarangan secara konseptual berarti kita membuat atau merancang ekosistem yang lebih berguna dan lebih indah serta dipelihara dengan benar dan baik secara terus menerus. Dipekarangan kita bisa menanam dengan beraneka jenis tanaman produktif yang dibutuhkan sehari-hari seperti tanaman buah-buahan, sayur-sayuran, tanaman obat-obatan, bumbu-bumbuan, rempah-rempah, kelapa maupun bunga-bungaan,
Hasil pekarangan banyak variasinya yang dapat menghasilkan sepanjang tahun dan berkualitas. Bercocok tanam di pekarangan dan pemeliharaannya dapat dilakukan setiap saat, mudah dijangkau, menghemat waktu, dan ekonomis. Hasilnya dapat dipanen pada saat yang diinginkan dengan kualitas dengan hati-hati sehingga tidak rusak dan tidak memerlukan penyimpanan khusus, karena dipetik secukupnya saja.
Berbagai keuntungan bila kita memanfaatkan pekarangan antara lain:
1. Potensi pekarangan sebagai penghasil (tambahan), seperti bahan pangan atau obat-obatan bahkan ternak untuk kebutuhan hidup sehari-hari dalam rangka hidup sehat, murah dan mudah.
2. Pemanfaatan pekarangan dengan taman pekarangan yang konseptual akan memberikan kenyamanan serta dapat memenuhi kebutuhan jasmaniah dan rohaniah terutama anggota keluarga, maupun siapa saja yang lewat disekitar rumah kita.
3. Pemanfaatan pekarangan merupakan bagian dari pembangunan hutan kota, guna lingkungan yang nyaman, sehat dan indah, sangat mendukung pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan (suistanable development), karena pemanfaatan pekarangan merupakan pelestarian ekosistem yang sangat baik.
4. Jika setiap rumah mempunyai pekarangan yang indah serta terpelihara, sekaligus akan meningkatkan pembangunan hutan kota yang berbentuk menyebar dengan struktur yang berstrata sehingga akan meningkatkan kualitas lingkungan yang sejuk, sehat dan indah.
5. Dengan membuat taman pekarangan, ini berarti akan dapat menyalurkan segala kreatifitas dan kesenangan ataupun hobi semua anggota keluarga.
6. Unsur utama dalam pemanfaatan pekarangan adalah tanaman, seperti tanaman hortikultura, obat-obatan, bumbu-bumbuan, atau rempah-rempah dan ternak.
7. Pemanfaatan pekarangan mengandung nilai pendidikan khususnya dapat mendidik anggota keluarga cinta lingkungan, juga pekarangan dapat menjadi laboratorium hidup.
DISAIN TAMAN PEKARANGAN
Rasanya senang sekali mempunyai rumah yang besar dan halaman atau pekarangan yang luas. Tetapi kenyataannya tidak demikian, karena rumah yang besar akan membuat kita sibuk dan menghabiskan waktu untuk mengurus rumah, begitu pula akan membutuhkan biaya yang besar untuk pemelihara-annya. Akan lebih baik dan nyaman, bila kita punya rumah sedang atau lebih kecil dengan pekarangan yang luas. Dengan demikian penghuni rumah akan lebih banyak dapat berkreasi pemanfaatan pekarangan, bahkan akan memberikan penghasilan tambahan yang tidak disengaja atau tidak diduga, karena dipekarangan setiap penghuni rumah dapat melakukan apa saja. Secara garis besar area atau daerah taman dalam pekarangan pada umumnya dapat dibagi menjadi:
1. Daerah umum (publik area). Taman yang kita buat dimaksudkan pada area ini selain dilihat dan dinikmati oleh penghuni rumah juga oleh siapa saja yang lewat di depan atau disekitar rumah kita. Daerah ini kita sebut area umum (publik area). Taman untuk umum ini biasanya daerahnya didepan rumah, dimana umum dapat melihat dan menikmatinya. Di daerah ini kita perlu mempunyai visi untuk kepentingan umum. Oleh karena itu di area ini akan dapat menunjukkan identitas penghuni rumah, namun juga disenangi orang lain. Boleh juga dibuat sedemikian rupa agar area ini tidak mengundang orang lain untuk masuk, namun hanya boleh dilihat dan dinikmati saja oleh mereka yang lewat. Area ini dapat ditanami dengan tanaman hias, yang berbunga warna warni atau yang daunnya bagus, tidak perlu yang mahal-mahal.
2. Daerah kesibukan (service area). Taman pada area ini adalah untuk tempat kesibukan penghuni rumah, misalnya tempat mencuci pakaian, mencuci piring atau lainnya. Pada area inipun dapat ditanam tanaman bumbu-bumbuan, sayur-sayuran atau tempat menanam tanaman obat-obatan. Biasanya daerah ini diletakkan dekat dapur, dengan maksud bila mau ambil tanaman bumbu pada saat sedang memasak mudah dan dekat sehingga tidak memerlukan waktu yang lama, jadi masakannya tidak menjadi hangus. Begitu pula tempat anak-anak bermain diletakkan didaerah ini agar bila ibu sedang memasak, dengan maksud ibu atau pembantu rumah tangga atau penghuni rumah yang lainnya setiap saat dapat mengawasi anak-anak yang sedang bermain dengan mudah, sambil bekerja. Apalagi tiba-tiba ada anggota keluarga memerlukan tanaman obat-obatan, terutama pada malam hari dapat dengan mudah dan aman mengambilnya.
Daerah pribadi (private area). Daerah ini kita buat taman yang khusus untuk pribadi, misalnya tempat ibu atau bapak menanam tanaman hobbinya. Atau bisa juga di daerah ini dapat dibuat taman tempat menyalurkan hobbi dari anggota keluarga lainnya seperti bapak atau anak yang suka “bertukang”. Di daerah ini juga dapat disediakan taman atau ruang tempat ibu, atau anak maupun siapa saja yang akan melakukan penelitian. Penelitian dapat dilakukan setiap saat dimana saja, tergantung kepada apa yang ingin diketahui. Pekarangan adalah tempat penelitian yang paling hemat, cepat, mudah dan